Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini memang digelar berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, Hardiknas digelar dengan upacara bendera secara terpusat, terbatas, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 di halaman Kantor Kemendikbud.
Tepat peringatan Hardiknas
tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim
mengatakan bahwa Belajar dari Rumah ternyata memberikan banyak perubahan, baik
untuk murid, guru, dan orang tua.
Nadiem saat diwawancarai Najwa
Shihab di acara Belajar dari Covid-19 yang disiarkan langsung lewat akun
Youtube Kemendikbud RI menjelaskan bahwa selalu ada hikmah dibalik sebuah
masalah (pandemi Covid-19).
Ya, pandemi Covid-19 nyatanya
memang membatasi setiap aktivitas atau pergerakkan masyarakat. Sektor
pendidikan misalnya, terpaksa melakukan aktivitas belajar mengajar tanpa
bertatap muka atau dilakukan secara online.
Kegiatan yang rutin dilakukan
para satuan pendidik dan siswa dengan mengandalkan teknologi pun membentuk
normalitas baru di dunia pendidikan. Bahkan kini, kegiatan mengajar bukan hanya
terjadi antara guru dan murid saja, tapi guru, murid, dan orang tua.
"Untuk pertama kalinya
kita melihat dari dua sisi. Orang tua sadar betapa sulitnya mendidik anak dan
empati terhadap guru meningkat secara drastis. Di sisi lain, guru juga
menyadari untuk pertama kalinya, tanpa adanya peran orang tua yang baik dalam
pendidikan, pendidikan anak tidak akan sukses.
“Jadinya
krisis ini memaksakan pembelajaran ideal, di mana pendidikan anak merupakan
kolaborasi orang tua dan guru. Keluarga, guru, dan murid merupakan tim untuk
menyukseskan pendidikan anak. Itulah pembelajaran Covid-19 ini dan membuktikan
bahwa untuk benar-benar belajar tumbuh sebagai individu adalah keluar dari zona
nyaman. Disitulah level pembelajaran paling optimal," jelas Nadiem.
Jangan Liat Negatifnya
Meski
berada di kondisi pandemi Covid-19 ini, namun ternyata modal sosial di
Indonesia justru tumbuh subur. Ya, tak sedikit masyarakat menggunakan asas
gotong-royong di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Secara historis karena
keberagaman kita, asas gotong-royong muncul dan itu terjadi dipandemi Covid-19
ini. Salah satu titik terang adalah banyaknya penggerak organisasi dan individu
dari berbagai macam kalangan," kata Nadiem.
Terlepas dari nilai sosial yang
berkembang pesat di pandemi ini, tepat di Hardiknas, Nadiem juga berpesan agar
masyarakat terutama satuan pendidikan mau belajar dari Covid-19. Dia berharap
agar di situasi sulit seperti sekarang ini, tidak melihat pandemi Covid-19 dari
negatifnya saja sebagai suatu bencana.
"Tapi cara yang lebih
sulit, lebih penting dan berguna adalah kalau kita belajar dari Covid. Kita
menggunakan kesempatan ini untuk belajar mengenai sains, pendidikan, kesehatan,
teknologi. Kita belajar dari krisis ini mengenai kepemimpinan, terpenting kita
belajar dari krisis ini mengenai diri sendiri dan hati nurani," tutup
Nadiem.

















